Terapi Chi akan memberikan hasil pengobatan yang sangat menajubkan
Pengobatan Tradisional Chi - Wasir
 
Terapi CHI
Home
About Us
Menu utama
Migren
Vertigo
Asma
Amandel
Wasir
   
 
Wasir

 

Nama lain:
Ambeien.
Haemorrhoid (hemoroid).

 

Nama penyakit yang satu ini memang beragam. Ada yang menyebutnya ambeien. Ada pula yang tidak ingin jatuh gengsi dengan menjulukinya hemoroid. Yang pasti, nama penyakit yang menimpa “kutup selatan” ini berasal dari dua kata bahasa Yunani, yakni haima yang berarti darah dan rheein yang artinya mengalir. Jadi kalau diartikan, hemoroid adalah penyakit akibat pelebaran pembuluh darah balik (vena) di sekitar anus, sehingga terjadi penggenangan darah di pembuluh darah tersebut.


Masyarakat pada umumnya sudah sangat mengenal wasir atau Hemoroid (haemorrhoids). Meski tergolong penyakit tidak berbahaya, wasir tak urung membuat resah bagi yang mengalaminya. Terlebih jika keluar tonjolan wasir di muara dubur (anus). Demikian pula ketika darah segar menetes-netes dari dubur, adakalanya mengakibatkan si penderita wasir menjadi pucat pasi.

 

Ah, itu sangat menyiksa. Begitu kata orang yang pernah menderita wasir. Karena itu, bagi Anda yang kebetulan tak menderita wasir, alangkah baiknya melakukan pencegahan agar tak sampai mengalami hal-hal yang menyiksa itu.

 

 

Definisi:

 

Hemoroid (Wasir) adalah pembengkakan jaringan pleksus hemorrhoidalis (yang terdiri dari pembuluh darah arteri, pembuluh vena, saraf, limfe) yang mengenai pembuluh balik (vena) dan terletak di dinding rektum dan anus, dengan tanpa disertai perdarahan atau dengan perdarahan. Teraba seperti bola atau benjolan kecil yang dapat menimbulkan rasa nyeri, gatal, dan ketidaknyamanan.

 

Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan dimana limbah (tinja, kotoran) keluar dari dalam tubuh. Rektum merupakan bagian dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui anus.

 

 

Proses terjadinya wasir

 

A. Konsep kedokteran barat:

Terjadinya wasir disebabkan karena terhambatnya aliran darah yang kembali menuju jantung, sehingga pembuluh darah terutama vena-vena pleksus hemorrhoidalis melebar. Akibat gangguan aliran darah menyebabkan pembuluh vena melebar, apabila terjadi secara terus menerus akan terjadi rembesan darah (terutama plasma darah). Rembesan darah bersama dengan selaput lendir, kulit, jaringan ikat (otot-otot polos) akan membentuk varises. Varises yang terjadi akan membentuk tonjolan yang keras, bersifat mudah pecah apabila terjadi gesekan pada saat buang air besar (BAB)..

 

B. Konsep kedokteran timur.

Konsep kedokteran Timur menjelaskan bahwa terjadinya hemoroid bukan semata-mata ada hambatan backflow, tapi karena struktur anusnya juga salah. Ini didukung oleh penelitian, yang menyatakan 90% wasir disebabkan oleh faktor keturunan. Karena adanya faktor keturunan, berarti struktur anus itu yang salah.

 

Pada anus terdapat otot lingkar yang mencengkeram terus selama 24 jam. Ia hanya berelaksasi jika ada rombongan kotoran hendak keluar dari anus. Diduga, wasir terjadi karena ada bagian yang lemah dari struktur anus pencengkeram itu. Karena itu, dalam mengobati wasir tidak cukup dengan mengobati wasirnya, tetapi kontraksi otot anusnya pun harus diperbaiki untuk menghindari kekambuhan.

 

Penyebab

 

1. Susah buang air (sembelit).

Penyebab susah buang air ini adalah kurang minum, kurang makan serat, kurang olah raga atau banyak duduk dan mengangkat barang yang berat-berat.

 

2. Kegemukan, proses penuaan, diare berkepanjangan dan anal seks

Faktor-faktor lain yang dapat memicu timbulnya wasir.

 

3. Penyakit yang membuat penderita sering mengejan.

Misalnya: pembesaran prostat jinak ataupun kenker prostat, penyempitan saluran kemih, dan sering melahirkan anak.

 

4. Penekanan kembali aliran darah vena.

Seperti pada kanker dubur, radang dubur, penyempitan dubur, kenaikan tekanan pembuluh darah porta (di dalam rongga perut), sakit lever jenis sirosis (mengkerut), lemah jantung, dan limpa bengkak.

 

5. Bendungan pada rongga pinggul akibat tumor rahim, atau kehamilan.

 

6. Keturunan.

 

 

Angka kejadian wasir

 

Lebih jauh Probosuseno menjelaskan, semua orang dapat terkena wasir. Namun yang paling sering adalah multipara (pernah melahirkan anak lebih dari sekali). Insidensinya sekitar 5-35 persen dari masyarakat umum dan terutama yang berusia lebih dari 25 tahun. ''Jarang yang terjadi di bawah usia 20 tahun kecuali wanita hamil,'' katanya.

 

Wasir (hemorrhoid) pada ibu hamil umumnya terjadi akibat tekanan mendesak dari pertumbuhan janin pada vena hemorrhoid. Perlu diketahui, ibu hamil sangat rentan menderita wasir karena meningkatnya kadar hormon seks wanita, yang melemahkan dinding vena di bagian anus. Banyak ibu hamil yang menderita wasir setelah 6 bulan usia kehamilan karena adanya peningkatan tekanan vena dalam area panggul.

 

Beberapa wanita juga mengalami wasir selama persalinan akibat tekanan bayi yang kuat. Komplikasi setelah melahirkan juga memicu terjadinya wasir. Sebagai contoh, lembutnya daerah vagina dan bagian anus acap menyebabkan beberapa wanita sering menunda buang air besar, sehingga memicu terjadinya sembelit dan wasir. .

 

Ada juga yang bilang, wasir juga merupakan penyakit keturunan. Jika orangtua punya wasir, maka si anak juga berisiko terkena wasir. "Memang ada yang bilang wasir adalah penyakit keturunan, tapi presentasinya tidak dominan. Hanya sekitar 10 ­ 15 persen," ungkap Soetanto.

 

Sebetulnya, hampir 50 – 60 % manusia dewasa mempunyai wasir. Namun, tidak semua penderita wasir butuh pengobatan. Kalau tonjolan wasirnya tidak besar, hanya berdarah 2 atau 3 bulan sekali dan tidak ada keluhan, "Ya tidak perlu diobati, apalagi dioperasi. Tapi kalau sudah terasa sakit, nyeri, sering berdarah dan tonjolan terasa terganggu, baru perlu diobati," jelas Soetanto.

 

 

 

Komplikasi wasir

 

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita wasir adalah:

 

1. Luka dengan tanda rasa sakit yang hebat sehingga penderita takut mengejan dan takut berak. Karena itu, tinja makin keras dan makin memperberat luka di anus.


2. Infeksi pada daerah luka tadi sampai terjadi nanah dan fistula (saluran tak normal) dari selaput lendir usus/anus.


3. Perdarahan akibat luka, bahkan sampai terjadi anemia.


4. Jepitan, benjolan keluar dari anus dan terjepit oleh otot lingkar dubur sehingga tidak bisa masuk lagi. Sehingga, tonjolan menjadi merah, makin sakit, dan besar. Dan jika tidak cepat-cepat ditangani dapat membusuk.

 

 

Pembagian hemorrhoid

 

  1. Lamanya proses.
    1. Wasir akut.

berupa bengkak bulat kebiruan pada pinggir anus. Sering terasa sangat sakit dan gatal

    1. Wasir kronis.

Ini artinya hemorrhoid yang terjadi sejak lama.Gejala hemorrhoid eksterna yang sering terjadi adalah ada benjolan di anus (dubur), kadang berdarah, buang air besar campur darah, terasa perih, nyeri, atau panas. Hati-hati jika terjadi perdarahan yang cukup banyak, sebab hal ini dapat menyebabkan anemia (kurang darah).

  1. Letak wasir
    1. Wasir dalam (hemorrhoid internal) sekitar 93 – 95 %.

Pembuluh darah ditutupi oleh selaput lendir yang basah di dalam anus. Awalnya wasir dalam tidak terlihat dari luar, tapi kalau sudah membesar bisa menonjol keluar," jelas Soetanto. Gejala umum wasir dalam adalah keluar darah kalau buang air, karena tonjolan wasir yang menempel di dinding dalam anus tergesek oleh feses yang sulit keluar.

    1. Wasir luar (hemorrhoid ekternal) sekitar 5 – 7 %

Kulitlah yang menutupi pembuluh darah. Karena posisinya di luar anus, wasir luar lebih gampang terlihat. Gejala umum wasir luar tentu berbeda dengan wasir dalam. "Karena berada di luar dan tidak dilalui kotoran, keluhannya adalah rasa sakit atau nyeri akibat pembuluh darah yang pecah. Setelah pecah, darah tidak keluar tapi mengumpul dan menjadi trombus (bekuan darah)," lanjut Soetanto. Ada kalanya wasir pecah, tapi tetap menonjol dan menjadi bekuan darah.

 

 

Stadium wasir

 

  • Stadium 1.

tonjolan masih kecil dan belum keluar. Gejalanya, hanya terjadi perdarahan dengan rasa gatal.

 

  • Stadium 2.

tonjolan sudah keluar tapi belum begitu besar. Gejalanya, terjadi perdarahan dengan rasa sakit nyeri waktu BAB, dan munculnya benjolan kecil yang belum menggangu proses buang air besar (BAB). Tonjolan yang keluar akan masuk kembali saat penderita dalam posisi berdiri.

 

  • Stadium 3.

tonjolan sudah lebih besar. Gejalanya, adanya perdarahan usai buang air besar dan tonjolan keluar yang dapat masuk lagi dengan waktu yang lama. Jadi harus ditekan dan didorong menggunakan tangan untuk mempercepat proses kembalinya anus.

 

  • Stadium 4.

tonjolan yang terjadi besar. Tonjolan yang keluar setelah buang air besar (BAB) tidak dapat kembali masuk, untuk memasukkan tonjolan tersebut harus dibantu dengan ditekan atau didorong menggunakan tangan.

 

Bahkan, dr. Niko M. Manaf menambahkan gradasi kelima, yakni ketika benjolan tidak dapat didorong masuk kembali. Ini terjadi lantaran adanya proses fibrosis (pengerasan) atau pembentukan thrombosis (pembekuan darah). Pada tingkat ini penderita biasanya sangat kesakitan.




GEJALA



Kendati tanda-tanda wasir mudah dikenali, tidak semua penderita wasir menunjukkan adanya keluhan.

  • Susah buang air besar.

  • Ada sedikit darah yanga halus di kertas usai membersihkan bagian anus setelah dari toilet

  • Gatal di bagian dubur.

  • Benjolan lunak di permukaan anus atau rektum, pada kasus berat benjolannya besar disertai rasa nyeri dan sulit untuk duduk.

  • Keluarnya lendir atau darah bersama kotoran. Pada kasus berat terjadi tetesan darah segar dari anus.




DIAGNOSA

 

Diagnosis wasir yang membengkak dan terasa nyeri ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan di daerah anus dan rektum. Untuk keadaan yang lebih serius, misalnya tumor, bisa dibantu dengan pemeriksaan anoskopi dan sigmoidoskopi.

 

Umumnya wasir dapat didiagnosis dengan:

  1. Keluhan pasien.
  2. Pemeriksaaan fisik.

    1. Wasir eksternal.

Dapat didiagnosis dengan visual dan pemeriksaan dubur (rectal).

    1. Untuk wasir internal.

      1. Colok dubur.
      2. Anoscope.

untuk melihat bagian dalam dubur untuk mengetahui kelainan pada dubur

      1. Colonoscopy (pemeriksaan bagian dalam usus besar).

Untuk melihat sumber perdarahan yang terjadi.




PENGOBATAN

 

A. Pengobatan modern.
  • Obat pelunak tinja atau psilium bisa mengurangi sembelit dan peregangan yang menyertainya.

  • Obat-obatan jenis phlebodinamic seperti ardium dan daflon atau memberi salep. Tujuannya tak lebih adalah melancarkan sirkulasi darah di daerah anus dan menghilangkan tonjolan, bengkak dan pendarahan.

  • Ambeien yang lebih berat bisa diatasi dengan cara pengikatan bagian yang bengkak dengan karet agar "mati" dan lepas dengan sendirinya. Namun, cara pengikatan pangkal hemoroid ini sudah sangat ketinggalan zaman dan hanya kalangan terbatas yang masih mempraktikkan. Keberhasilannya pun tidak bisa dijamin, bahkan seringkali menimbulkan infeksi yang menyiksa atau perdarahan yang luar biasa.

  • Sampai saat ini, "Satu-satunya terapi terbaik adalah mengangkat benjolan itu," jelas dr. Niko. Teknik operasinya beragam. Bisa dengan cara konvensional, cryosurgery (operasi ekstradingin), atau bisa pula dengan operasi menggunakan sinar laser. Setelah operasi, "Pembuluh darah baru akan terbentuk. Tapi, yang baru pun kalau hambatannya masih ada, hemoroid akan muncul lagi," tambahnya. Menurut dia, dengan operasi angka kambuhnya mencapai 60% dalam tempo setahun dan 70 - 80% dalam waktu 2 tahun.

  • Sclerotherapy (penyuntikan cairan iritan). Dengan cara ini pembuluh darah yang membengkak akan mengalami pengkerutan.

  • Metode Transproctoscopie Doppler Ultrasound Haemorrhoidal Artery Ligation (TDUHAL) yang sudah banyak dikembangkan di Australia. Pelaksanaan metode ini cukup sederhana; pasien hanya menjalani tindakan pengikatan pembuluh darah arteri yang mengarah ke pembengkakan ambeien.

 

B. Pengobatan dengan Terapi Chi.

 

 

Terapi Chi berguna untuk:

  • Memperbaiki gangguan dan penyumbatan pembuluh darah vena di anus dan rektum.

  • Memperbaiki aliran darah vena di anus dan rektum.

  • Memperbaiki aliran darah ke vena porta.

  • Memperbaiki aliran darah ke otot anus dan rektum.

  • Memperbaiki aliran darah ke seluruh tubuh.

  • Memperbaiki elastisitas pembuluh darah vena di anus dan rektum.

  • Menghilangkan rasa panas yang timbul di anus atau rektum.

  • Menghangatkan tubuh.
  • Meningkatkan kwantitas dan kwalitas lekosit untuk menghadapi infeksi virus, bakteri, jamur.

  • Meningkatkan aliran darah ke organ dalam seperti jantung, liver, paru-paru, ginjal dll.

  • Membuang zat-zat yang tidak berguna dalam tubuh dalam bentuk gas (kentut), larut air (kencing), larut lemak dan sisa serat (tinja/faeces).

 

Lamanya waktu terapi Chi

 

Jangka waktu berlangsungnya terapi Chi untuk menangani penyakit wasir (primer) adalah untuk stadium 1 dan 2 selama 7 hari sampai 14 hari, untuk stadium 3 dan 4 berlangsung 1 bulan sampai 2 bulan yang dilakukan secara berkala setiap hari.

 

Terapi Chi ditujukan kepada

  • Setiap orang yang ingin sembuh dari penyakit Wasir.

  • Penderita yang sudah lama berobat ke dokter atau pengobatan alternatif tetapi masih menderita penyakit Wasir.

  • Penderita yang tidak ingin menggunakan obat-obat modern (farmasi) atau obat herbal.

  • Penderita yang menginginkan jaminan kesembuhan dari penyakit Wasir.

 

Jaminan terapi Chi

  1. Jaminan kesembuhan sesuai dengan kegunaan terapi Chi untuk menghilangkan gejala-gejala yang terdapat pada penyakit Asma.

  2. Garansi 1 tahun.

 

Angka keberhasilan terapi 90 %

 

 

Biaya terapi Chi untuk wasir

 

  1. Warga Negara Indonesia:

1. Stadium 1 Rp 1.500.000,- IDR

2. Stadium 2 Rp 2.500.000,- IDR

3. Stadium 3 Rp 5.000.000,- IDR

4. Stadium 4 Rp 10.000.000,- IDR

  1. Warga Negara Asing $ 10.000,- USD

 

 

Pencegahan wasir.

 

  • Menghindari sembelit.

  • Jangan sering duduk terlalu lama.

  • Makanan yang mengandung serat (jagung, umbi, katul, biji-bijian, buah, sayur).

  • Olah raga teratur.
  • Mengurangi/mencegah stres.

  • Tidak menunda buang air besar

  • Minum sedikitnya 8 gelas setiap hari

  • Kurangi berat badan
  • Mempraktikkan kebiasaan bersih (hygiene). Jaga kesehatan dan kebersihan bagian dubur dengan menghindari penggunaan kertas toilet yang kasar

  • Menghindari minuman beralkohol agar kotoran tidak keras.

  • Hindari menggosok-gosok daerah dubur agar tidak terjadi perlukaan.

  • Hindari berlama-lama nongkrong di toilet saat buang air besar, misalnya sambil membaca, karena kebiasaan ini akan meningkatkan tekanan di daerah dubur.

 

reference:

www.medicastore.com
www.republika.co.id
www.gizi.net
Content of the new page
 
Today, there have been 1 visitors (2 hits) on this page!
Copyright @ Terapi-Chi 2008 This website was created for free with Own-Free-Website.com. Would you also like to have your own website?
Sign up for free